From: Nurijas (Nurijas)
Sent: Monday, June 20, 2005 4:42 PM
To: Rihlatut Thullabul 'Ilmiy (thullabul-ilmiy@yahoogroups.com); Indas Salaf (Thullabul-ilmiy@...)
Cc: 'Ustadz Ali Ismah'
Subject: FW: Fatwa Tentang Kuliah Ikhtilathiyah (Tolong disebarkan)
--- In thullabul-ilmiy@yahoogroups.com, Ayub Abu Ayub <abuayub80> wrote:</abuayub80>
Jawaban
Terhadap Syubhat atau Pengkaburan yang Dilakukan oleh Para Mahasiswa
yang Belajar Di Tempat Kuliah Ikhtilathiyah (Campur Baur Pria dan
Wanita)
Fatwa Asy Syaikh Abu Abdirrahman Yahya bin Ali Al Hajuri Hafidhohullah
Soal:
"Di
tempat kami ada sebagian salafiyin yang telah mengenal dakwah
salafiyah setahun atau dua tahun atau bahkan lebih. Bersamaan dengan
itu mereka masih terus belajar di bangku perkuliahan ikhtilathiyah dan
memakain pantaloon dan berkata, "Ini termasuk dalam bab mengambil
bahaya yang paling ringan dari dua jenis amalan yang berbahaya." Dari
sisi bahwasanya meninggalkan kuliah tersebut merupakan sebab
kedurhakaan kepada orang tua. Dan telah diketahui bersama bahwasanya
memakai pantaloon itu lebih ringan bahayanya dari pada durhaka kepada
orang tua. Demikian pula belajar di tempat itu. Pertanyaannya,
bagaimanakah kebenaran dari ucapan itu? Semoga Allah membalas Asy
Syaikh dengan kebaikan."
Jawab:
"Ucapan ini tidak benar.
Bahwasanya mereka belajar di bangku perkuliahan ikhtilathiyah memakai
pakaian orang kafir dan berkata, Artinya,"Ta'atilah orang tua kalian!"
Ini tidak benar. Nabi shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam berkata,
Artinya, "Tiada ketaatan kepada makhluk dalam kedurhakaan kepada
Allah" (HR Bukhari 7145 dan Muslim 1840 dari Ali bin Abi Thalib
radhiallahu 'anhu)
Juga beliau shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam berkata :
Artinya:"Ketaatan hanyalah di dalam perkara yang ma'ruf." (Hadits Jabir riwayat Muslim)
Dan Allah berfirman :
Artinya:"Dan
apabila keduanya memaksamu untuk berbuat syirik kepadaKu, yang engkau
tidak punya ilmu tentangnya, maka janganlah engkau taati keduanya dan
tetaplah engkau pergauli keduanya di dunia dengan baik. Dan ikutilah
jalan orang yang kembali kepadaKu. Kemudian hanya kepadaKulah tempat
kembali kalian. Lalu akan Aku beritakan tentang apa yang telah kalian
lakukan."(Luqman 15)
Maka perkara yang wajib dikerjakan oleh
para orang tua dan para anak dan seluruh masyarakat adalah memperhatikan
dan mementingkan ketaatan kepada Allah Ta'ala. Adapun barang siapa
yang memerintahkan untuk berbuat maksiat, tidak boleh ditaati siapapun
dia. Maka istihsan semacam ini merupakan kehinaan dan pengkaburan fatwa
bahwasanya hal tersebut merupakan ketaatan.
Kami berpandangan
untuk saudara-saudara kami salafiyin dalam rangka nasihat karena Allah :
Jauhilah oleh kalian istihsanaat semacam ini dan juga jauhilah
kemaksiatan-kemaksiatan yang bernaung di bawah alasan-alasan seperti
ini. Jauhilah!
Allah berfirman :
Artinya:"Dan barang siapa
yang bertakwa kepada Allah Dia akan menjadikan jalan keluar baginya.
Dan memberinya rezeki dari arah yang tak terduga. Barang siapa yang
bertakwa kepada Allah maka Allah akan mencukupkan kebutuhannya."(Ath
Tholaq 2-3)
Ucapan yang mereka katakan itu tidak benar.
(Al As'ilah Indonesiah 2 ramadhon 1424 H)
*Penerjemah : Abu Fairuz Al Indonisi*
Sumber : http://groups.yahoo.com/group/Salafi-Indonesia/message/501
sedang dari sumber lain (http://www.darussalaf.or.id/stories.php?id=180) tertulis demikian :
Soal:
"Di
tempat kami ada sebagian salafiyin yang telah mengenal dakwah
salafiyah setahun atau dua tahun atau bahkan lebih. Bersamaan dengan
itu mereka masih terus belajar di bangku perkuliahan ikhtilathiyah dan
memakai pantaloon dan berkata, "Ini termasuk dalam bab mengambil bahaya
yang paling ringan dari dua jenis amalan yang berbahaya." Dari sisi
bahwasanya meninggalkan kuliah tersebut merupakan sebab kedurhakaan
kepada orang tua. Dan telah diketahui bersama bahwasanya memakai
pantaloon itu lebih ringan bahayanya dari pada durhaka kepada orang tua.
Demikian pula belajar di tempat itu. Pertanyaannya, bagaimanakah
kebenaran dari ucapan itu? Semoga Allah membalas Asy Syaikh dengan
kebaikan."
Jawab:
"Ucapan ini tidak
benar. Bahwasanya mereka belajar di bangku perkuliahan ikhtilathiyah
memakai pakaian orang kafir dan berkata, "Ta'atilah orang tua kalian!"
Ini tidak benar. Nabi shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam berkata,
"Tiada ketaatan kepada makhluk dalam kedurhakaan kepada Allah" (HR
Bukhari 7145 dan Muslim 1840 dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu)
Juga beliau shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam berkata :
"Ketaatan hanyalah di dalam perkara yang ma'ruf." (Hadits Jabir riwayat Muslim)
Dan Allah berfirman :
Artinya:"Dan
apabila keduanya memaksamu untuk berbuat syirik kepadaKu, yang engkau
tidak punya ilmu tentangnya, maka janganlah engkau taati keduanya dan
tetaplah engkau pergauli keduanya di dunia dengan baik. Dan ikutilah
jalan orang yang kembali kepadaKu. Kemudian hanya kepadaKulah tempat
kembali kalian. Lalu akan Aku beritakan tentang apa yang telah kalian
lakukan."(Luqman 15)
Maka perkara yang wajib
dikerjakan oleh para orang tua dan para anak dan seluruh masyarakat
adalah memperhatikan dan mementingkan ketaatan kepada Allah Ta'ala.
Adapun barang siapa yang memerintahkan untuk berbuat maksiat, tidak
boleh ditaati siapapun dia. Maka istihsan semacam ini merupakan
kehinaan dan pengkaburan fatwa bahwasanya hal tersebut merupakan
ketaatan.
Kami berpandangan untuk saudara-saudara
kami salafiyin dalam rangka nasihat karena Allah : Jauhilah oleh
kalian istihsanaat semacam ini dan juga jauhilah
kemaksiatan-kemaksiatan yang bernaung di bawah alasan-alasan seperti
ini. Jauhilah!
Allah berfirman :
Artinya:"Dan
barang siapa yang bertakwa kepada Allah Dia akan menjadikan jalan
keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tak terduga. Barang
siapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan mencukupkan
kebutuhannya."(Ath Tholaq 2-3)
Ucapan yang mereka katakan itu tidak benar.
(Al As'ilah Indonesiah 2 ramadhon 1424 H)
Soal:
"Apabila
kita mengikuti apa yang telah disebutkan terdahulu, apakah berarti
kita menyelesihi hikmah, karena kita tidak memulai dakwah dengan yang
terpenting yang mana aqidah merupakan perkara yang terpenting untuk
didahulukan dalam berdakwah. Semoga Allah membalas Asy Syaikh dengan
kebaikan?"
Jawaban:
"Jawaban yang
telah mereka dengar dengan seizin Allah, cukup. Mereka telah terperosok
ke dalam kesalahan, bahkan ke dalam kemaksiatan dengan melakukan
ikhtilath. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam berkata:
"Hindarilah
oleh kalian untuk masuk kepada para wanita!" Mereka berkata, "Wahai
Rasulullah! Jelaskanlah kepada kami tentang Al Ham (Ipar)!" Beliau
menjawab, "Ipar adalah kematian"
(HR Bukhari no 5232 dan Muslim 2172 dari Uqbah bin 'Amir radhihallahu anhu)
Allah berfirman:
Artinya:"Dan
jika kalian meminta suatu keperluan kepada mereka kaum wanita,
mintalah kepada mereka dari balik hijab."(Al Ahzab 53)
Dan Nabi shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam berkata:
"Hampir-hampir
harta yang terbaik bagi seorang muslim adalah kambing. Yang
digembalakan di lereng-lereng pegunungan. Dia lari membawa agamanya
untuk menghindari fitnah."(Hadits Abu Said Al Khudri di riwayatkan oleh
Bukhari 7088)
Tinggalnya seseorang di suatu
lembah dari lembah-lembah pegunungan dengan keadaan kokoh di atas
agamanya, maka dia berada pada kemuliaan, kebaikan dan keselamatan
dalam agamanya.
Tatkala diriku bernaung di sebuah bukit
Diiringi awan yang mencurahkan hujan di puncak gunung
Yang menjulang tinggi dengan mendung yang menyelimuti
Tatkala daku berada di sebuah lembah yang curam
Seakan-akan di ujung pena diiringi kicauan burung di petang hari
Aku bertetangga di tepi lembah itu
Dengan burung hantu dan burung pipit
Dan itulah tetangga yang paling baik dan utama bagi manusia
Di sana benar-benar jernih sumber kehidupanku
Dan kalau toh tidak maka sumber kehidupan adalah pemandangan yang keruh
Dan bukanlah suatu kehinaan bila seorang yan mulia menyelematkan diri sendiri
Akan tetapi kehinaan itu ketika kelemahannya yang membela
Dan sungguh telah berhijrah Nabi dan shahabatnya sebelumku
Sebagaimana Ja'far telah melarikan diri ke negeri Najasyi
Alangkah indahnya ucapan Ibnu Wazir ini. Semoga Allah merahmatinya.
Manusia
itu memungkinkan bagi dirinya untuk beribadah kepada Allah dan
nantinya berjumpa dengan Allah Ta'ala dan menyembahNya di atas jalan
yang benar walaupun tinggal seorang diri.
Jangan merasa
sendirian di atas jalan ini wahai saudaraku. Engkau akan mati sendirian
dan dibangkitkan sendirian pula. Apakah engkau ingin duduk bersama
masyarakat dan menghinakan kemaksiatan dari sisi engkau membedakan diri
dari masyarakat. Tidak benar seperti itu. Hal itu tidak benar. Agama
Allah yang benar, menolak pengurasan juga menolak segala pemberontakan
terhadap Al Haq juga tidak menerima istihsanat orang-orang dalam
perhitungan agama. Dan ini cukup bagi orang yang dikehendaki Allah untuk
memilik pandangan tajam kepada Al Haq. Juga bagi orang yang
dikehendaki Allah untuk meraih kemuliaan. Dan orang terlihat ingin
melepaskan diri. Hendaknya dinasihati kalau orang-orang yang bercampur
baur dengan para wanita itu mau menerima nasihat, juga para pemakai
pantaloon maka baik sekali. Jika tidak, maka agama ini tidak di tolong
dengan jasa orang yang durhaka walaupun hal itu bisa saja terjadi
sebagaimana Rasulullah shalallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam berkata
"Sesungguhnya Allah menolong agama ini dengan orang yang rusak"(HR Bukhari 3062 dan Muslim 111 dari Abu Hurairah)
Akan
tetapi kemaksiatan itu merupakan sebuah kehinaan. Maka jangan
memperbanyak kehinaan itu dengan kemaksiatan ataupun kekacauan, penipuan
terselubung dan kesia-siaan.
(Al As'ilah Al Indonesiah 6 Ramadhon 1424 H)
Penerjemah: Abu Fairuz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar