Johan: Tadikan disini kita tahu, di dammaj
itu kita buka di internet dan buku, itu ada di serang al-hutsy, dammaj
itu memang betul diserang mereka mempertahankan diri, terus penjagaan,
saya lihat masuk tadikan banyak sekali didepan disini disini, apakah ini
juga, apa ancamannya, apakah al-hutsy juga akan menyerang, kok ketat
sekali gitu loh? Terus satu lagi, di shanaa ada jamiah al-iman, mereka
itu bagaimana pendapat Syeikh tentang al-iman itu, karena kalau kita
kemarin kesana itu, dengan pemerintah mereka sepertinya itu tidak cocok,
karena mereka tidak dikasih ijin -santri itu- oleh pemerintah Yaman,
tidak ada dikasih ijin disitu mereka disana, apa betul seperti itu?
Syaikh: Terkait adanya penjagaan yang
lumayan ketat di tempat kita ini, maka ini dikarenakan kondisi dan
peristiwa yang ada, juga karena kelakuan kaum Khutsi untuk menyalakan
api keributan, berupa pengeboman dan peledakan, dan semisal semua ini.
Maka penjagaan itu diadakan dari segi ini. Kami memohon kepada Allah
تعالى kelembutan.
Kondisi berubah-ubah, seakan urusan menjadi lebih parah
dengan tidak tegaknya pemerintah saat-saat ini sesuai yang diinginkan.
Maka merupakan hak setiap orang untuk waspada dan hati-hati pada semua
kondisi ini. Kami memohon pertolongan kepada Allah تعالى.
Adapun terkait Jami’ah Al-Iman. Kenapa pemerintah melarang
kalian ke sana. Maka hal ini dikarenakan sesuatu yang timbul berkembang
dalam diri mereka sendiri. Padahal awal-awalnya tidak ada yang seperti
ini.
Adapun kita, antara kami dengan partai-partai yang ada,
bahkan antara kami dengan pemerintah, kami berusaha untuk menyampaikan
nasehat kepada mereka. Kami berkeyakinan untuk memberikan nasehat yang
lurus, baik kepada partai politik ataupun kepada pemerintah, untuk
menjauhi hal-hal yang menyebabkan Allah تعالى murka, akibat adanya
berbagai perselisihan.
Maka kami menasehatkan kepada pengurus Jami’ah Al-Iman agar
menjauhi perkara perpartaian ini yang memecah belah kaum muslimin, dan
melemahkan kaum muslimin, sehingga timbullah kerusakan persaudaran kaum
muslimin. Hanya kepada Allah تعالى kita memohon kelembutan.
Dan kami juga nasehatkan kepada kaum muslimin dari dulu dan
mendatang agar mereka menjaga hak-hak sesama manusia, menjaga negara.
Ini yang kami jalani dari dulu dan mendatang.
Pertanyaan: Apa keyakinan yang dianut oleh kaum Khutsi (Syi’ah Rafidhah)? Dan apa yang menjadikan Khutsi menyerang Dammaj?
Syaikh: Rafidhah secara umum adalah
orang-orang yang berkeyakinan untuk mengedepankan ‘Ali bin Abi Thalib
dibanding Abu Bakr dan ‘Umar dalam hal kepemimpinan dan keutamaan. Maka
inilah orang Rafidhah.
Jika dia berkeyakinan untuk mencaci Abu Bakr dan ‘Umar
dalam kepemimpinan mereka, maka ini disebut Rafidhah Fanatik (dedengkot
tertinggi).
Rafidah berkeyakinan mengkafirkan banyak dari shahabat Nabi
صلى الله عليه وسلم. Maka hal ini merupakan bentuk pendustaan terhadap
Al-Qur’an Al-Karim, karena Allah تعالى telah memuji merekomendasi para
shahabat dan ridha kepada mereka, dan juga Allah تعالى menyatakan bahwa
mereka itu orang-orang yang jujur dan orang-orang yang beruntung dan
selaindari itu.
Demikian juga Rafidhah memiliki sikap yang melewati batas
terhadap keluarga Nabi صلى الله عليه وسلم, terhadap ‘Ali bin Abi Thalib,
Al-Hasan, Al-Husain, Fathimah, dan orang-orang yang mereka sebut dengan
para imam. Maka mereka berlebih-lebihan pada mereka. Mereka mengatakan:
para imam ini ma’shum. Sedangkan tidak ada seorang pun yang ma’shum
kecuali para Nabi صلى الله عليه وسلم dan para Rasul. Sifat ma’shum ini
tidak dimiliki oleh seorangpun dari pengikutu mereka, baik khalifahnya
atau yang lain.
Bahkan Rafidhah lebih parah sikap melampui batasnya dari
hal ini. Telah terjadi ada masa pemerintahan ‘Ali bin Abi Thalib dan ini
terkenal secara sejarah bagi semua kelompok dan sekte.
Diberitakan dengan benar bahwa Abdullah bin Saba’ (orang
Yahudi yang menampakkan keislaman pemrakarsa sekte Rafidah) dan
pengikutnya berkata kepada ‘Ali: “Kamu adalah Allah تعالى”. Maka ‘Ali
mengatakan pada mereka: “Wahai kaum, aku ini manusia seperti kalian, aku
makan seperti kalian makan, aku minum seperti kalian minum, dan aku
juga menikahi wanita.” Mereka tetap berkata: “Tidak, kamu adalah Dia
(Allah تعالى).” Maka ketika mereka ngotot mengatakan bahwa ‘Ali adalah
Allah تعالى, maka ‘Ali menyatakan mereka telah murtad keluar dari islam,
dan menylakan api membara lalu melemparkan mereka dalam api dan
emmbakar mereka (karena tidak mau bertaubat).
Inilah tonggak benih kerusakan di kalangan kaum muslimin,
melalui jalan Abdullah bin Saba’ dan pengikutnya. Maka mereka meletakkan
dua pondasi:
- Celaan kepada para shahabat, terkhusus Abu Bakr dan ‘Umar.
- Sikap berlebihan terhadap keluarga Nabi صلى الله عليه وسلم, menganggap mereka ma’shum, dan sebagian mereka mengatakan: kenabian itu hanya milik mereka, dan sebagian lagi lebih melewati batas sampai pada batasan menjadikan salah seorang mereka sebagai Allah تعالى.
Hal tadi adalah keyakinan mereka pada zaman dulu.
Demikian juga diantara keyakinan mereka belakangan ini
adalah keyakinan bahwa Al-Qur’an telah diubah, keyakinan bahwa mereka
memiliki Al-Qur’an yang disebut dengan Al-Qur’an Fathimah, dan itulah
Al-Qur’an yang terjaga, itulah Al-Qur’an yang akan dijadikan patokan
hukum oleh Imam Mahdi mereka jika keluar, yaitu Mahdi dari Lorong
Sirdab.
Mahdi model ini hakikat sebenarnya dalah khurafat
(takhayul). Hanya saja keyakinan mereka, bahwa mahdi ini akan keluar dan
akan berhukum dengan Al-Qur’an Fathimah secara benar. Dia akan
mengeluarkan Al-Qur’an ini, dan akan membebaskan Makkad dan Madinah. Dan
selain itu dari keyakinan mereka.
Demikian juga keyakinan mengkafirkan orang lain. Contohnya
mereka mengkafirkan shahabat Rasulullah, mereka mengkafirkan kum
muslimin yang memiliki loyalitas dengan shahabat, setiap orang yang
mereka temukan mengucapkan “Radhiyallahu ‘anhu” pada shahabat maka
mereka anggap dia kafir, sehingga mereka menganggap darah mereka halal
untuk ditumpahkan, harta mereka halal untuk dirampas, kehormatan mereka
halal untuk dihinakan. Hanya saja mereka menyembunyikan keyakinan ini
sampai mereka kuat memiliki pengaruh. Jika mereka telah memiliki
pengaruh dan merasa kuat maka mereka tampakkan hal itu.
Diantara pokok penyimpangan dan kesesatan mereka adalah
taqiyah. Maknanya adalah: Mereka menampakkan di hadapan kaum muslimin
yang mereka takuti hal-hal yang seakan sesuai dengan kaum muslimin,
sehingga kaum muslimin menyangka bahwa mereka bukan orang yang
menyimpang. Dan hakikatnya mereka tetap pada penyimpangan mereka, akan
tetapi melakukan taqiyah ini pada saat mereka lemah di hadapan
orang-orang yang mereka takuti akan mengingkari mereka dan menjelaskan
hakikat mereka. Maka mereka berusaha untuk menampakkan bahwa rafidhah
tidaklah memiliki kejelekan ini tidak pula penyimpangan ini, dan selain
itu berupa keyakinan-keyakinan seperti pengakuan bahwa merekalah yang
paling berhak terhadap khilafah dan kepemimpinan, dan khlafah itu adalah
anugerah Allah تعالى yang khusus untuk mereka tidak pantas untuk selain
mereka. Dan mereka berkeyakinan jika yang menjadi khalifah dan pemimpin
adalah orang selain mereka maka orang tersebut kafir dan halal darahnya
ditumpahkan, hartanya dirampas dan kehormatannya dihinakan. (Dan inilah
yang menjadikan Syi’ah Rafidhah kalau sudah memiliki kekuatan mereka
menggulingkan pemerintah yang ada). Dan selain dari itu dari yang mereka
miliki berupa penyimpangan an kesesatan.
Dan yang menjadikan Khutsi menyerang kaum muslimin di
Dammaj dan tempat lainnya adalah keyakinan mereka di atas. Yang mana
sebagaimana kalian dengar.
Kalau saja mereka berani mengkafirkan banyak shahabat itu
kafir, maka lebih akan berani lagi dan lancang untuk mengkafirkan kaum
muslimin selain shahabat Nabi صلى الله عليه وسلم. Padahal para shahabat
Nabi صلى الله عليه وسلم itu telah dipuji dan direkomendasi oleh Allah
تعالى, dan tidak tersisa lagi hal yang tidak mereka cela. Lebih dari itu
mereka melampaui batas dan zhalim dengan mengkafirkan para shahabat.
Maka orang-orang Rafidhah seperti Khutsi ini akan
menyerang, sama saja di Dammaj atau tempat lainnya (di dunia ini).
Mereka akan menyerang kaum muslimin secara umum, terkhusus lagi mereka
akan menyerang ahlus sunnah. Karena mereka mengkafirkan ahlus sunnah dan
menghalalkan darahnya, hartanya dan kehormatannya.
Akan tetapi Rafidhah akan berusaha untuk menyembunyikan
hakikat ini. Disaat mereka memiliki aqidah yang membolehkan segala hal,
maka mereka hanya menunggu waktu yang tepat dan kesempatan yang tepat
untuk melancarkan misi keyakinan mereka itu.
Allah تعالى yang lebih tahu semua ini.
Johan: Syukron Syeikh.
Syaikh: Semoga Allah تعالى mengampunimu.
Seperti biasanya Syaikh ketika kedatangan tamu dari orang
Indonesia (entah tamu dari KBRI atau para ustadz dari Indonesia, atau
rombongan dari Indonesia yang lain) maka beliau langsung menyediakan
waktu, meninggalkan rutinitas beliau yang sangat padat.
Setelah itu pada saat makan siang beliau menyediakan jamuan
spesial lalu makan bersama tamu dengan penuh pemuliaan. Sebagaimana hal
itu bisa ditanyakan kepada siapa saja yang hadir dalam pertemuan
tersebut.
Betapa Syaikh mencontohkan kepada umat dan terkhusus kepada
muridnya bagaimana memperlakukan orang dengan baik. Sama saja itu dari
kalangan ahlus sunnah sendiri, ataupun dari selain ahlus sunnah.
Tidak sedikit orang-orang dari kalangan awam yang mencintai
beliau karena sikap beliau ini. Tidak sedikit beberapa pejabat hormat
pada beliau karena sikap beliau.
Padahal penampilan beliau bukanlah perlente kayak
kebanyakan orang, badannya kecil kurus, namun Allah تعالى menjadikannya
berwibawa dengan ilmunya dan sikapnya terhadap semua orang dengan baik.
Inilah contoh dari ulama kita, ulama kaum muslimin.
Semoga Allah تعلى menjadikan apa yang kami sampaikan ini
bermanfaat, membawa pencerahan kepada orang yang hendak mencari
hakikatnya.
Semua anugerah dan kenikmatan adalah pemberian Allah تعالى semata tiada sekutu bagi-Nya.
Pelajar Indonesia
Di Darul Hadits
Ma’bar – Yaman
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar