Mungkin judul di atas merupakan salah satu ungkapan yang banyak
dilontarkan oleh para ikhwan yang sedang ataupun telah menjalani proses
ta’aruf. Sebenarnya ungkapan itu salah jika yang dimaksud adalah tidak
ada sama sekali akhwat/wanita yang sempurna, akan tetapi bila yang
dimaksud adalah sangat sedkit sekali atau bisa dibilang seribu dibanding
satu adalah shohih.
Dambaan para ikhwan
Memang
mencari calon pendamping hidup (baca “istri”) merupakan sekali seumur
hidup(bisa lebih klo selanjutnya mau poligami), nah prinsip inilah yang
membuat para ikhwan yang sedang dalam menjalani proses mencari calon
istri selalu berusaha untk mendapatkan akhwat yang sesempurna mungkin.
“Ya … namanya juga sekali seumur hidup…,” itulah kata mereka. Berangkat
dari hal tersebut, secara fitroh mereka akan mendambakan calon
istri yang benar-benar sempurna, misalnya : cantik, agama dan akhlaknya
bagus, berpenddikan, kaya, nasabnya bagus, dan lain-lain kriteria yang
serba wah lainnya lah.
Realita yang ada
Di
sisi lain, realita yang ada adalah sangat jarang sekali wanita/akhwat
yang benar –benar sempurna. Ada akhwat yang agama dan akhlaqnya bagus,
tapi ternyata kurang cantik. Ada juga yang akhwat yang cantik banget, tp
ternyata agamanya kurang dan juga belum pernah ikut kajian. Ada juga
akhwat yang agamanya bagus dan juga cantik, tapi ternyata orang tuanya
meiliki kriteria-kriteria tertentu untuk calon suami anaknya. Untuk yang
satu ini tentunya masing –masing dari mereka (ikhwan dan akhwat) harus
pandai-pandai untuk melobi orang tuanya. Bahkan kadang seorang ikhwan
harus menunggu berbulan-bulan hanya untuk menunggu keputusan dari orang
tua si akhwat ini. Padahal kita semua tau bahwa “menunggu merupakan
salah satu hal yang membosankan”. Untuk itu diperlukan kesabaran dan
istiqomah, baik dari pihak ikhwan maupun akhwatnya.
Satu lagi yang
belum yaitu ternyata ada juga akhwat yang masyaallah bener-bener
hampir sempurna (kenapa kok dikatakan hampir, karena di dunia ini tidak
ada manusia yang sempurna kecuali Rosulullah), yaitu agamanya bagus,
cantik, akhlaqnya bagus, berpenddikan, nasabnya bagus dan lain-lain lah,
akan tetapi ketika ada seorang ikhwan maju untuk ta’aruf dengan akhwat
tersebut, e..ternyata ikhwan tersebut ditolak. He..he.. kasihan deh.
Untuk yang satu ini jika ikhwan yang ditolak ini tidak termasuk ikhwan
yang istiqomah dan sabar, maka dia akan mengalami seperti layaknya
remaja gaul saat ini yaitu “patah hati”.
Sudahkah kita bercermin pada diri sendiri?
Sebelum
menentukan kriteria yang kita harapkan/idam-idamkan, kita perlu
bercermin pada diri sendiri dulu. Misalkan kita mengharapkan seorang
akhwat yang agamanya bagus (sholihah), rajin ngaji, hafalan
Al-Qur’annnya banyak, pinter bahasa arab, dan lain-lain lah. Nah di sini
kita harus melihat diri kita dulu, “apakah agama dan aqidah kita sudah
bagus juga? Sudah rajinkah kita ikut kajian? Sudah berapa juz hafalan
Al-Qur’an kita? singkatnya bila kita mengharapkan calon istri sholihah
yang seperti Fatimah Rodhiyallahu ‘anhaa, maka apakah kita sudah sesholih sahabat Ali Rodhiyallahu ‘anhu?
Atau mungkin jika kita mengaharapkan calon istri yang cantii..ik, maka
kita lihat wajah kita, apakah kita juga termasuk orang yang memiliki
wajah tampan. “Wong wajah-wajah sampean juga wajah bandrol gitu kok, masak mengahrapkan calon istri yang cantiik”, begitulah yang disampaikan oleh Ust. Zaenal Abidin Lc. dalam album MP3 beliau “Bila Cinta Bicara”.
Bagaimana seharusnya?
Dalam mencari sorang pasangan hidup hendaknya kita mengikuti apa yang telah Rosululloh sabdakan dalam Hadist beliau,
Dari
Abi Huroiroh, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau
bersabda:”Wanita itu biasa dinikahi karena empat perkara, karena
hartanya, karena kemuliaan keturunannya, karena kecantikannya dan karena
agamanya. Maka pilhlah yang beragama, karena kalau tidak niscaya engkau
akan merugi”.
Hadist shahih. Telah dikeluarkan oleh Bukhari
(no. 5090) dan Muslim (no. 1466) dan yang selain keduanya. Dikutip dari
buku “Pernikahan dan hadiah untuk pengantin” karya ustadz Abdul Hakim
bin Amir Abdat, hal 96.
Nah, dari hadist di ats sudah jelas bukan,
yaitu bahwa dalam mencari calon pasangan hidup yang kita utamakan
adalah agama dan akhlaqnya. Untuk kriteria yang lain seperti kecantikan,
harta, nasab dan lain-lain lah, itu harus menjadi pilihan yang ke nomer
sekian..
Tapi…..
Sudah siapkah kita para ikhwan untuk mengamalkan hadst di atas..???
Ctt : Artikel di atas ditulis berdasarkan kondisi dari realita yang ada, Tulisan ini tidak bermaksud untuk mengecilkan hati para akhwat, akan tetapi sebagai ajakan untuk para ikhwan supaya dalam mencari calon pasangan hidup tidak berlebih-lebihan dalam menentukan kriteria.Kritik dan saran dari pembaca sangat saya nantikan.Kritik dan saran dari pembacaKritik dan saran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar