Sudahkah engkau ajari dia bagaimana cara berwudhu?
Jika belum, kenapa kalian lelah-lelah mencari mad’u?
Untuk membesarkan nama “jamaahmu”?
Di sampingmu, masih adakah seorang ayah?
Sudahkah kau tuntun dia tentang akidah?
Sudikah kau sedikit lelah
Mengajari dia ibadah
Untuk membalas dia yang besusah payah
Membesarkan kalian tanpa upah?
Di sisimu adakah seorang saudara?
Sudahkah kau ajari ia mengenal Allah nya?
Jika belum kau ajari dia
Kenapa kau sibuk merangkai masa?
Atau sibuk menebar pesona?
Ayolah, kuajak kau berpikir waras
Jika kau selamat lalu mereka tergilas
Akankah itu dinamakan keberhasilan yang pantas?
Atau kebodohan yang terlalu jelas?
Merekalah hidupmu
Lenteramu
Darah dan benihmu
Lalu kau sibuk dengan sekelilingmu
Lalu lupa pada keluargamu?
Ayolah, kita berfikir sehat
Jangan menjadi pahlawan yang sok kuat
Jika keluarga sendiri belum terawat
Aku lebih senang mengenalmu sebagai orang biasa
Tapi sukses mengawali dari keluarga
Bahagia membangun biduk dalam ajaranNYA
Kaffah aqidahnya, bagus ibadahnya, terpuji muamalahnya
Dan aku tertawa melihatmu dengan sederet puji
Ustadz, murobbi, da’i atau tholibul ilmi
Tapi keluargamu sholat aja tak ngerti
Engkau adalah miskin yang layak disantuni
Bukankah begitu, wahai pemilik hati?
Dariku :
Di Penghujung Pena
Di Penghujung Pena
Sumber : Abu Mas'ud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar